Sabtu, 15 Agustus 2009

Salam, Negeriku

Salam airmata, negeri cinta
Aku masih memeluk merahputih, berdiri di sini
Mendengar desau suara darah yang sama
Menyayat-nyayat cakrawaka abu
Siapakah yang membakar asa dan cinta
Yang dulu setia kita pelihara?
Sementara secara tiba-tiba kita
Menggadaikan kemanusiaan kita pada sesuatu yang bernama kebiadaban

Aku masih memeluk merah putih, berdiri di sini
Menyaksikan jutaan jiwa mengigau dan mencabik-cabik saudara sendiri.
sementara jutaan jiwa lainnya jadi pengungsi jeri
Mereka makan lapar, mereka minum haus
Darah, airmata mereka tumpah
menjelma sungai-sungai perih di sepanjang sejarah

Aku memeluk merah putih, berdiri di sini
Menatap para pemimpin tercintaku
Kini kata-kata mereka hampir angin
Mereka cari nurani di balik kursi
Aku bertanya-tanya, apa mereka tahu di mana menempatkan Tuhan
Dan rakyat dalam diri serta dikusi-diskusi itu
Bisakah mereka istirahat dari perseteruan.
karena waktu telah semakin debu
Desa dan kota berteriak parau, merdeka!

Masih kuipeluk merah putihku, berdiri di sini
O, para ulama, mata air kesejukan kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar